Malam itu langit terasa terang dengan bulan purnama bulat sempurna, tetapi tidak beberapa lama tiba – tiba langitnya menjadi gelap dan hujan turun dengan begitu lebat, hujan pun turun di malam itu dan yang kulakukan hanya melamun sambil memeluk lutut didepan jendela sesekali memandangi air hujan yang berjatuhan. Sebelumnya nama ku Rian aku seorang yang pendiam dengan sifat ku yang selalu menyendiri aku lebih suka tiduran diatap rumah ku sambil memandangi langit dari pada harus melakukan hal yang merepotkan umurku 18 tahun aku baru lulus sma dan baru masuk di sebuah universitas swasta di jurusan teknologi komputer. Ditengah hujan yang begitu lebat mataku terfokus pada seorang gadis yang sedang berteduh di sebuah toko handphone yang sudah tutup, di depan toko itu terlihat gadis itu sedang berdiri mengenakan baju hame putih sambil memeluk tas coklatnya dengan wajah pucat kedinginan “kasihan sekali gadis itu” sebut ku dalam hati sambil memandanginya, di malam itu hujan makin lebat sehingga membuatku cemas dengan keadaan gadis itu.
Dengan
memberanikan diri aku pun turun dari kamarku sambil membawa dua buah payung dan
jaket dengan satunya untuk aku pakai sendiri. Niat ku untuk meminjamkan jaket
dan payungku agar dia bisa pulang kerumahnya karena aku kasihan melihat seorang
gadis yang terjebak hujan lebat di malam yang selarut ini. Aku mulai membuka
pintu rumahku dan berjalan menuju keluar rumah, baru berada didepan pagar
payungku sudah terasa berat karena derasnya angin hujan yang menimpaku tapi aku
terus berusaha dengan berjalan sambil menundukan badan agar dapat melewati
angin yang deras sehingga jalan ku lebih cepat. Akhirnya setelah beberapa
menit aku pun sampai di depan toko
handphone yang tepat berada di seberang jalan rumah ku, dengan kondisi agak
sedikit basah karena terkena cipratan – cipratan hujan.
Sesampai
di toko handphone tersebut aku bingung karena tidak meliahat seorang pun yang
berada di sana, dengan tanda Tanya besar dalam hati ku aku mulai melihat
kekanan dan kekiri untuk memeriksa keberadaan gadis itu aku bertanya Tanya
dalam hati “Kemana gadis itu??” sebutku dalam hati dengan wajah cemas. Tidak
lama kemudian aku pun berfikir untuk meninggalkan payung dan jaket ku di sebuah
meja yang berada tepat di depan toko handphone yang sudah tutup itu, tidak lama
setelah menaruhnya di atas meja aku langsung pulang kerumah. Sesampai di depan rumah
aku langsung masuk kedalam dan melepas jaketku yang lumayan basah lalu
menggantungkan bersamaan dengan payung yang sudah ku tutup. aku merasa kedinginan
lalu aku menyilangkan tangan dan memegang bahu ku sambil menggosok - gosokkan
telapak tangan ke bahu ku, di dalam pikiran ku masih memikirkan tentang gadis
itu sehingga membuat ku penasaran, dengan cepat aku langsung pergi kekamarku
untuk melihat apakah gadis itu masih ada dan apakah dia juga memakai jaket dan
payung yang kutinggalkan.
Saat
berada di kamar aku langsung menuju kejendela kamarku dan dengan cepat menyingkai
tirai penutup jendela kamar ku, akhirnya aku dapat bernafas lega dan dengan
rasa bingung karena gadis itu masih berada di depan toko itu, aku semakin
senang karena dia memakai jaket dan payung yang kutinggalkan tadi,
“syukurlah!!! ku harap dia bisa pulang kerumahnya” sebutku dalam hati sambil
bernafas dengan lega, setelah gadis itu membuka payungnya dia tiba – tiba
mengangkat kepalanya dan melihat kearahku, tapak sekali wajah cantik gadis itu
melihat ke arahku dan dia juga tersenyum kearah ku, aku pun semakin senang
melihat senyum manisnya, lalu aku spontan langsung membalas senyumnya itu.
setelah beberapa detik aku tersenyum lampu yang berada di toko handphone itu
tiba – tiba mati aku pun kaget dengan kejadian itu dan sontak langsung membuka
jendelanya dengan air hujan yang menimpa menusuk – nusuk wajah ku juga sebagian
masuk kedalam kamarku lewat celah – celah tubuh ku tapi aku tetap memperhatikan
kearah toko handphone itu dan yang terlihat hanya kegelapan, akhirnya aku menutup
jendelanya karena banyaknya air hujan yang masuk kekamar ku.
Yang
aku harapkan adalah semoga gadis itu baik – baik saja, aku masih duduk sambil
memandangi kearah toko handphone dari kaca jendela kamarku dan setelah beberapa
menit lampu itu kembali menyala dengan kedipan di awalnya. Aku semakin kaget
dan khawatir dengan gadis itu karena setelah lampunya menyala gadis itu sudah
tidak ada lagi, yang bisa kulakukan hanya berfikir positif “semoga gadis itu
sudah pulang kerumahnya” sebutku pelan sambil menjatuhkan daguku kelutut. Malam
pun makin larut waktu sudah menunjukan 01:15 mataku sudah mulai layu dan redup aku
beranjak dari tempat dudukku tadi lalu menuju ke tempat tidur ku untuk
beristirahat. Disaat aku tidur aku bermimpi aneh di mimpiku aku melihat gadis
itu sedang menangis, gadis itu duduk terlungkup di sebuah tembok, perlahan aku mulai
mendekatinya “hay!! kenapa kamu menangis” sebut ku pelan dia langsung bangun
dan menatap ku dengan sinis “JANGAN MENDEKAT!!!” teriaknya kencang aku kaget
dan jantungku mulai berdegup kencang, “kenapa?? tenang!! tenang!!” bicaraku
sambil mengangkat rendah kedua tangan, “PERGI!! PERGI!!! TOOLOONGG!!” teriaknya
makin kencang “TOOLLOONGGG!!! TOOLLOONNGG!!” teriaknya makin kencang sambil
berlari menjauh dariku.
Tiba – tiba gadis itu ditusuk dari belakang tepat
di belakang punggungnya oleh sesosok orang yang tubuhnya tidak terlalu tampak
seperti bayangan, di depan mataku aku melihat cipratan darah yang keluar dari
punggung gadis itu hingga mengenai wajah ku saat ditusuk oleh sesosok miterius
tersebut aku sangat terkejut, dengan rasa gugup dan ketakutan aku langsung
berteriak kepada sosok yang menusuk gadis itu ”woy!! jangan lari!!” teriak ku
kencang, lalu sosok misterius itu langsung lari sambil menghempaskan pisaunya
ke tanah, aku langsung pergi mengejarnya dengan tubuhku yang gemetar, larinya
sangat cepet lalu aku berhenti sambil memegang kedua lutut ku karena cape, aku teringat
gadis itu masih tergeletak penuh dengan darah, aku pun membalik arah dan
menghampiri gadis itu lalu aku duduk dan mengangkat kepalanya tapi dia hanya
terdiam dengan mata yang terpejam “bertahan lah!!” bicaraku pada gadis itu
sambil memegang wajahnya dengan tangan ku yang penuh dengan darah, ternyata gadis itu sudah
mati lalu kucoba menyingkai rambut yang ada diwajahnya agar wajahnya terlihat
jelas, wajahnya sangat cantik perlahan ku pegang pipinya dan tiba – tiba matanya terbuka dengan melotot
kearah ku aku sontak terkejut dan aku terbangun dari tidurku dengan wajah dan
tubuh yang penuh dengan keringat “Astagfirullah” sebutku pelan sambil mengelap
keringat di wajah “syukurlah itu hanya mimpi” bicaraku sambil menghela nafas.
Pagi
yang cerah akhirnya tiba aku mulai melakukan aktivitas seperti biasa, aku kaget
saat itu ingin pergi kuliah dan membuka pintu rumah tiba – tiba di bawah pintu
ada jaket dan payung yang ku pinjamkan kepada gadis kemarin malam, disitu
terlihat secarik kertas diatas lipatan jaket yang rapi dengan payung di
sampingnya, perlahan aku mengambil dan kulihat bagian belakangnya, disitu
bertuliskan “TERIMAKASIH :)” aku tertawa
kecil saat membacanya karena melihat tanda senyum di samping
ucapan terimakasihnya, aku sangat senang tetapi hati ku masih bertanya Tanya
tentang “siapa gadis itu??” dan “dimana rumahnya??” . aku lalu mengambil jaket dan
payung itu lalu menaruhnya kekamar tepatnya di lemari pakaian. aku langsung
pergi kekampus dan melakukan aktivitas seperti biasa dengan pikiran masih
memikirkan gadis itu, saat belajar di kampus aku agak kurang konsen karena
memikirkan gadis itu, seharian aku melamun diatap rumah ku memikirkan tentang
gadis cantik yang berada di depan toko handphone itu.
Tidak
terasa malam pun tiba serasa begitu cepat, dan setelah makan malam aku langsung
pergi kekamarku lalu duduk didepan jendela sambil memeluk lutut, menanti –
nanti kalo – kalo gadis itu muncul lagi
sehingga aku bisa menghampirinya dan berkenalan dengannya. malam mulai larut dan
jam menunjukan waktu 11:35 aku sudah mulai ngantuk, aku ketiduran di dekat
jendela di mana aku duduk tadi untuk menanti gadis itu, lalu aku terbangun dan
melihat kearah jam tangan ku ternyata sudah pukul 01:07 kutengok kejendela
kamarku, dan aku kaget karena terlihat gadis itu sedang duduk dimeja depan toko
sambil mengayun – ngayunkan kakinya. aku langsung bergegas turun dan keluar
rumah untuk menghampirinya, didepan pintu rumah aku memasang jaket ku dan
keluar melewati pintu depan, aku berjalan pelan menuju toko itu kulihat dari
kejauhan tidak tampak gadis itu berada disitu aku terus berjalan hingga hampir
sampai di depan toko yang telah tutup itu. setelah berada disana aku tidak
melihat gadis itu aku sangat kebingungan tidak ada seorang pun disana, aku pun
berniat untuk pulang karena bingung karena gadisnya juga sudah tidak ada lagi aku
berbalik arah untuk menuju pulang tapi tiba – tiba terdengar suara tangisan aku
sontak kaget karena suara tangisan itu membuat ku teringat dengan mimpi ku
kemarin .
Dengan
memberanikan diri kucoba berbalik dan
menoleh kebelakang, setelah kulihat ternyata gadis itu berada di pojok samping
pintu toko sambil menangis kecil, kucoba untuk mendekatinya walau dengan rasa
takut dan jantung berdegup kencang. degupan jantungku makin kencang saat aku
mulai mendekatinya, aku sudah sangat dekat dengannya lalu kucoba lagi memberanikan diri
untuk menyentuhnya saat ku ingin menyentuhnya tiba – tiba dia mengangkat
kepalanya terlihat wajahnya menyeramkan penuh dengan darah. aku sangat terkejut
darah ku naik kekepala dan jantungku seperti mau copot, aku mematung selama
beberapa detik dan setelah itu langsung lari terbirit – birit sambil berteriak
“heeaaahhh!!! aaa!!!” aku tidak berfikir apa – apa lagi dan langsung kabur menuju rumah, sepanjang aku berlari tanpa sadar kakiku menabrak
sesuatu entah itu bangku atau apa
rasanya sakit sekali tepat kira – kira satu kilan dibawah lutut terbenturnya.
sesampai dirumah aku langsung naik kekamarku, hati penasaran muncul lagi dan
dorongan untuk menengok kejendela semakin kuat, lalu aku menengok kejendela
terlihat gadis itu berdiri tegak dengan hame putihnya yang di penuhi dengan
darah. jantung ku berdegup makin kencang saat melihatnya dan tiba – tiba dia menengok
kearah ku dengan senyuman menakutkan, darah ku kembali memuncak dengan sekujur
tubuhku merinding aku sontak langsung melompat ketakutan kearah tempat tidurku
yang tidak jauh dari jendela tempat duduk ku tadi .
Aku
menutup tubuhku dengan selimut , perasaan takut dengan tubuh di penuhi keringat “sial ternyata gadis itu setan”
bicaraku pelan sambil mengelap keringat di jidad ku dengan tangan, jantungku
masih berdegup kencang aku mencoba untuk menutup mataku dan setelah beberapa
menit akhirnya aku tertidur. ke esokan pagi aku terbangun aku merasa sakit di kakiku perlahan ku buka selimut untuk melihatnya, ternyata kakiku bengkak agak lebam ke biru - biruan
Bersambung...